28 Mei 2008

SIFAT MURID



Diceritakan bahwa Ibrahim Khawas, ketika ia masih muda,
ingin mengikuti seorang guru. Iapun mencari seorang bijak,
dan mohon agar diperbolehkan menjadi pengikutnya.

Sang Bijak berkata. "Kau belum lagi siap."

Karena anak muda itu bersikeras juga, guru itu berkata,
"Baiklah, aku akan mengajarimu sesuatu. Aku akan berziarah
ke Mekkah. Kau ikut."

Murid itu teramat gembira.

"Karena kita mengadakan perjalanan berdua, salah seorang
harus menjadi pemimpin," kata Sang Guru "Kau pilih jadi apa?"

"Saya ikut saja, Bapak yang memimpin," kata Ibrahim.

"Tentu aku akan memimpin, asal kau tahu bagaimana menjadi
pengikut," kata Sang Guru.

Perjalananpun dimulai. Sementara mereka beristirahat pada
suatu malam di padang pasir Hejaz, hujan pun turun. Sang
guru bangkit dan memegangi kain penutup, melindungi muridnya
dari kebasahan.

"Tetapi seharusnya sayalah yang melakukan itu bagi Bapak,"
kata Ibrahim.

"Aku perintahkan agar kau memperbolehkan aku melindungimu,"
kata Sang Bijak.

Siang harinya, anak muda itu berkata, "Nah ini hari baru.
Sekarang perkenankan saya menjadi pemimpin, dan Bapak
mengikut saya." Sang gurupun setuju.

"Saya akan mengumpulkan kayu, untuk membuat api," kata
pemuda itu.

"Kau tak boleh melakukan itu; aku yang akan melakukannya,"
kata Sang Bijak.

"Saya memerintahkan agar Bapak duduk Saja sementara saya
mengumpulkan kayu!" kata pemuda itu.

"Kau tak boleh melakukan hal itu," kata orang bijaksana itu;
"sebab hal itu tidak sesuai dengan syarat menjadi murid;
pengikut tidak boleh membiarkan dirinya dilayani oleh
pemimpinnya."

Demikianlah, setiap kali Sang Guru menunjukkan kepada murid
apa yang sebenarnya makna menjadi murid dengan
contoh-contoh.

Mereka berpisah di gerbang Kota Suci. Waktu kemudian bertemu
dengan orang bijaksana itu, Si pemuda tidak berani menatap
matanya.

"Yang kaupelajari itu," kata Sang Bijak, "adalah sesuatu
yang berkaitan dengan sedikit menjadi murid."

Catatan

Ibrahim Khawas ('Si Penganyam Palem') memberi batasan jalan
Sufi sebagai, "Biarkan saja apa yang dilakukan untukmu
dikerjakan orang untukmu. Kerjakan sendiri apa yang harus
kau kerjakan bagi dirimu sendiri."

Kisah ini menggaris-bawahi dengan cara dramatik, perbedaan
antara apa yang dipikirkan calon pengikut tentang bagaimana
seharusnya hubunganya dengan gurunya, dan bagaimana hubungan
tersebut dalam kenyataannya.

Khawas adalah salah seorang di antara guru-guru agung zaman
awal, dan perjalanan ini dikutip oleh Hujwiri dalam
Pengungkapan Yang Terselubung, ikhtisar tertua yang masih
ada tentang Sufisme dalam Bahasa Persia.

Dari:
K I S A H - K I S A H S U F I
Kumpulan kisah nasehat para guru sufi
selama seribu tahun yang lampau
oleh Idries Shah (terjemahan: Sapardi Djoko Damono)
Penerbit: Pustaka Firdaus, 1984

Andy Achmad Sampurna Jaya: Doing the regent’s job as a hobby

Oyos Saroso HN,

The Jakara Post
Gunungsugih, Central Lampung


“I’m a singer doing the regent’s job as a hobby,” are the words often uttered by Central Lampung Regent Andy Achmad Sampurna Jaya when asked about his background. Andy is indeed the only Malay pop singer who has served as regent for two five-year terms, from 2000 to 2010.

Andy’s statement suggests his love for music and artistic finesse in handling bureaucratic matters. When he first came to office in 2000 his singing career aroused the suspicion of local councilors. His frequent weekend trips to Jakarta were often mistaken as leisure time spent with fellow artists.

“Actually I went to Jakarta to look for investors. If I had just remained here nobody would notice Central Lampung’s investment potential. There is no doubt that Jakarta is the center of fund circulation in Indonesia,” said the regent, who is also chairman of the Central Lampung Singers and Songwriters Association.

Andy was later vindicated as investors flocked to Central Lampung to develop the regency’s agribusiness sector. The home minister and councilors finally understood the purpose of Andy’s visits to Jakarta, which led to the end of all protests and restrictions on him.

Long before the election for Central Lampung regent in 2000, Andy Achmad, born in Tanjungkareng on Sept. 2, 1949, and nicknamed Kanjeng, was already known as a singer. From the 1970s through 1980s, Andy regularly hosted a Malay pop songs program on TVRI. He was close to famous pop singers of the time such as Bob Tutupoly, Koes Hendratmo and Rita Nasution, and later on junior artists including Inne Cynthia and Inul Daratista.

His “golden” voice was recorded on the Malay pop song album Bulan Separuh (Crescent). At present, Andy is traveling back and forth between Lampung and Jakarta to complete two duet albums with female vocalist Tri Utamie. One of the albums contains the pop songs of Deli Malay, and other Indonesian pop songs from the 1970s.

“My busy schedule in Central Lampung has limited the recording to only two songs per session. Though my voice is still strong, I realize that I’m not young any more,” said the father of four.

After enjoying a singing career in Jakarta during the 1980s, Andy returned to Lampung in the 1990s to pursue business and politics. However, even in Lampung, he was known as a singer rather than an entrepreneur.

As an indigenous Lampung descendant, Andy knows very well how to govern his regency, which has a 65 percent ethnic Javanese majority. He is a bureaucrat with an artistic touch.

“I’ve never shown discrimination between indigenous people, the Javanese majority and the Chinese minority,” assured the collector of hundreds of kris (traditional daggers) from all over the country.

From Dutch colonial times through to the New Order period, Central Lampung was a transmigration destination for migrants from Java and Bali. Ethnic Javanese now constitute 65 percent of the regency’s 1.2 million population, and ethnic Balinese 6.5 percent.

According to Andy Achmad, the various ethnic cultures in his region have become a valuable asset for development. Therefore, as an artist-turned regional chief, he allows freedom to all the ethnic groups to develop their respective cultural elements.

“Besides Lampung’s traditional arts, we also have reog Ponorogo (Java’s mask folk dance), wayang kulit (Java’s shadow puppet show), barongsai (Chinese lion dance) and Bali’s ogoh-ogoh (purging of evil) or kecak dance,” he revealed.

Andy is considered a protector of the Balinese community in Lampung, and a Hindu-Bali group in Central Lampung some time ago honored him with the title Anak Agung Dharma Wisesa, which is rarely awarded to non-Balinese people. At the end of December 2006, President Susilo Bambang Yudhoyono granted a cultural award to Andy for the successful development of original Lampung language characters to be used in schools.

Despite the 1997 riots in Bandarjaya, conflict involving the targeting of ethnic Chinese has now been suppressed. Aside from the introduction of an assimilation program, ethnic conflict has being minimized through annual interfaith gatherings and group prayer, with Muslims, Hindus, Christians, Buddhists and Confucianists participating.

“After five years of regular group prayer, there is an awareness in society that ethnic and religious differences are a blessing, and this has made the public more tolerant,” noted the ex-member of the People’s Consultative Assembly (MPR).

His artist status does not mean that the regent automatically focuses on boosting regional arts. As Central Lampung is the agribusiness base of Lampung province, Andy puts emphasis on the development of agriculture.

One of his endeavors to increase agricultural productivity is to ensure even distribution of water among farmers by forming “water-user” groups. Through this system, farmers utilizing the Sekampung and Seputih river streams are able to obtain sufficient water to irrigate their fields. As a result, they harvest twice a year while farmers in other regions reap only once.

Owing to his agricultural and irrigation development achievements, in November 2006 Andy was awarded the Satyalancana Pembangunan and Satyalancana Wira Karya medals of merit by the President.

Sumber: The Jakarta Post, April 21 2007

Andy Achmad, Picu Semangat Lewat Musik dan Politik

JAKARTA--Bagi Andy Achmad, musik dan politik adalah pemicu semangat. Meski sibuk memimpin daerah Lampung Tengah, Bupati yang akrab disapa Kanjeng ini enggan melupakan panggilan jiwa musikalnya.

Andy, yang terkenal dengan lagu hits Bulan Separuh, saat ini sedang menggarap album duet bersama Tri Utami, dibantu sejumlah musisi papan atas termasuk Henry Lamiri (biola), Bintang (bas), Hanny Angoman (bas), Cendy Luntungan (dram), dan Nana (dram).

"Sejak kecil saya suka nyanyi. Walaupun sekarang kegiatan di Lampung cukup padat, saya tidak bisa meninggalkan dunia musik begitu saja," katanya kepada wartawan di Jakarta, belum lama ini.

Ia berharap album terbarunya itu bisa memperkaya khazanah musik Melayu yang tumbuh subur tidak hanya di Tanah Air, tetapi juga di negara tetangga, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam.

"Banyak orang yang bisa menyanyi kemudian karena punya sarana dan fasilitas bisa bikin album. Tapi tidak banyak orang yang bisa menyanyi dengan hati. Pak Andy termasuk orang yang seperti ini," demikian pendapat pasangan duetnya.

Rencananya, album duet Andy Achmad dan Tri Utami berisi sebelas lagu, yakni Pak Ngah Balik, Bulan Merah, Menjeling, Kasih dan Budi, Yang Terbaik, Yang Terakhir, Ke Mana Perginya Hati (Kecewa), Mahligai Cinta, Selamat Tinggal Bungaku, Patah Kemudi, dan Bunga Lestari.

Berbeda dari penyanyi sejawatnya seperti Koes Hendratmo, Bob Tutupoli, Melky Goeslaw (alm) dan Emilia Contessa yang konsentrasi penuh sebagai penyanyi, Andy Achmad selain menyanyi juga menekuni dunia usaha dan aktif di beragam organisasi profesi maupun sosial kemasyarakatan. Dari sanalah perlahan-lahan ia masuk ke dalam dunia politik.

Setelah menjadi anggota MPR RI periode 1999-2004, ia kemudian terpilih sebagai Bupati Lampung Tengah (2000-2005), dan menjadi artis pertama yang menjadi kepala daerah, sebelum artis lain yang mengikuti jejaknya di masa sekarang, antara lai Rano Karno dan Dede Yusuf.

Kepercayaan publik Lampung Tengah kepada pria bernama lengkap Andy Achmad Sampurna Jaya ini pun sangat besar. Paling tidak, ia terpilih kembali untuk periode (2005-2010).

Sekarang, dengan dukungan dari Partai Demokrat, Partai Bintang Reformasi dan beberapa partai lain, bupati kelahiran Tanjungkarang, 2 September 1949 ini diminta maju pada Pilkada Provinsi Lampung. "Saya berani maju karena dikehendaki masyarakat Lampung. Tanpa dukungan mereka saya tidak berani," katanya.(ANT)

Dari: Kompas, Senin, 5 Mei 2008

Andy Achmad Sampurna Jaya Dulu Seniman, Kini Bupati

Masyarakat Lampung Tengah, Provinsi Lampung mengenal Andy Achmad Sampurna Jaya tak hanya sebagai sosok bupati. Dia juga dikenal sebagai sosok seorang seniman. "Tapi saya tetap seniman. Jadi bupati cuma hobi," kata dia. Namun, jangan anggap jabatan bupati cuma buat iseng-iseng. Andy Achmad tergolong bupati sukses. Beragam penghargaan diterimanya. Tujuh kali pengakuan Presiden RI atas karyanya membangun Lampung Tengah dan belasan kali dari Menteri.

Terakhir, 15 November 2007, dia menerima Penghargaan Ketahanan Pangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tidak hanya kali ini saja, Penghargaan Ketahanan Pangan disabetnya. Sudah tiga kali berturut-turut; satu diberikan Presiden Megawati Soekarnoputri dan dua kali oleh Presiden SBY.

Andy sosok yang intens menggeluti kebudayaan dan politik. Dia juga menjadi ikon dalam etalase seni dan budaya Lampung. Ikut mengangkat seni budaya Lampung ke pentas nasional, melalui penampilannya di TVRI tahun 1970-80-an. Era tahun itu juga, ia menciptakan lagu-lagu Lampung bercorak melayu-kreatif serta tembang-tembang populer sampai sekarang. Berikut perbincangan Jurnal Nasional dengan bupati dua priode di Kabupaten Lampung Tengah ini.

Selama menjadi Bupati Lampung Tengah, potensi apa yang menarik?

Basis kita kan pertanian. Mungkin kita salah satu yang mensuplay padi, jagung sebanyak 30 persen. Dan sudah tiga kali berturut-turut mendapat Satya Lencana untuk ketahanan pangan. Kiat kami adalah menyosialisasikan ketahanan pangan ini. Tak harus padi saja, tapi juga ubi kayu, jagung dan lainnya. Yaitu dengan memenuhi kebutuhan petani dengan bantuan bergulir.

Seperti kemudahan membeli pupuk, membangun sarana prasarana lebih luas, dan perlu juga menstabilkan harga gabah supaya petani tidak rugi. Lalu menyediakan pelatihan rutin dengan pendidikan terbaru. Misalnya supaya dengan 7 hektar barangkali bisa hasilkan 10 ton. Pendidikan ini juga perlu untuk menghasilkan padi yang baik sehingga tidak ketergantungan dari luar.

Perkembangannya hingga saat ini?
Alhamdulillah dua tahun pertama dulu, Lampung Tengah di posisi tertinggi dalam mengentaskan kemiskinan, 5 persen. Itu di atas rata-rata nasional. Alhamdulillah juga selama dua periode tidak ada kendala apa-apa, khususnya terkait ketahanan pangan.

Karena ketahanan pangan adalah kunci. Harapannya kita bisa meningkatan ini. Makanya saya selalu tekankan pada staf saya untuk jemput bola. Saya sependapat dengan presiden untuk mengangkat masalah rakyat miskin sebagai prioritas dalam pekerjaan. Karena kalau petani mendapat kemudahan fasilitas, peningkatan perolehan, maka kemiskinan kan bisa kita angkat.

Anda terpilih kembali menjadi pemimpin, Apa ada evaluasi yang berkaitan cara kepemimpinan di tengah masyarakat?
Alhamdulillah Allah beri kesempatan. Wujud syukur saya dengan memperbaiki kelemahan dan terus beribadah dan bekerja dengan baik. Evaluasi sih memang setiap hari. Misalnya melihat kyai sepertinya hidupnya bahagia dan tenteram sekali. Apa yang harus kita lihat dari itu, ya ketulusan dia. Itu poin evaluasi yang harus kita tangkap.

Sementara mengenai kepemimpinan open minded terhadap keberagaman, harus diakui tak seluruh policy open minded. Dan pasti selalu ada pihak yang tidak bisa menerima, tapi itu kan kembali pada seni kepemimpinan seseorang. Bagaimana ngasih pengertian pada mereka itulah yang namanya seni dari kepemimpinan. Seni itu penting untuk membina kebersamaan. Karena kebersamaan adalah kekuatan yang hanya bisa dicapai kalau ada rasa cinta kasih berlandas kepercayaan. Sementara memosisikan diri dalam perbedaan kepentingan masyarakat, tak harus netral, tapi prioritas pada kepentingan negara. Bukan kelompok. Yaitu kepentingan menyejahterakan rakyat dengan tidak melanggar Pancasila dan UUD '45.

Berarti bakat seni nyanyi anda harus terus diasah supaya aspek seni dalam memimpin tetap terpelihara?
Oh, betul. Di Jepang, anak 5 tahun sudah mengenal nada lagu. Orang yang sensitif dengan nada, pasti peka. Dan pemimpin yang peka juga akan aware kepada lingkungan. Bukan mementingkan diri sendiri atau kelompok.

Kalau sudah peka, penerapan konsep pemimpin berhati nuraninya bagaimana?
Yang pasti tidak melanggar hak orang, tapi tetap mencarikan solusi untuk sampai di tujuan. Itu unsur kebijakan dengan hati nurani. Prinsipnya adalah sebisa mungkin tidak merugikan orang lain. Susah memang, tapi harus dicoba. Paling tidak mendekati.

Kesuksesan sebagai bupati, Apa yang memotivasi Anda?
Saya niat untuk ibadah. Siap kalah, siap menang.
Tapi saya juga punya keyakinan. Menyiapkan bathin dengan doa dan juga tetap melihat hasil poling dan nilai jual, baik atau tidak? Sementara ini harapan saya dari partai sendiri karena saya sebagai Ketua Lembaga Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu). Saya berani karena saya lihat hasil poling saya tertinggi. Insya Allah sama halnya dengan popularitas karena saya kan juga tukang ngamen. Di mana-mana lagu saya beredar. (tertawa).

Tinggal petunjuk Allah jalan mana yang saya harus tempuh. Nggak perlulah ngoyo menjelekkan atau memfitnah orang supaya masuk penjara. Walaupun saya luar biasa dizalimi, saya tak akan bicara di media, tapi rakyat akan menilai. Dengan tidak membalas, malah dapat kekuatan berlipat. Karena ini urusan Allah. Kalau dibalas, kriteria kita jadi sama dengan yang memfitnah. Paling sampaikan saja bahwa itu tidak benar.

Saya mencalonkan diri untuk meningkatkan apa yang saya lihat masih kurang. Saya harus punya keyakinan bahwa saya bisa mengubah itu. Seperti saya punya keyakinan bisa mengubah Lampung Tengah mulai dari kecamatan. Bandar Jaya punya pasar mewah seluas 2 hektar yang dibangun dengan biaya 110 miliar oleh investor, tanpa seperak pun uang rakyat. Nah di provinsi, akses komunikasi dengan pemimpin di pusat lebih memungkinkan. Utamanya untuk menyampaikan mengenai fasilitas daerah dan kepentingan rakyat. Karena orang di pusat tak mungkin melihat sampai detail.

Jarang ada birokrat yang kreatif juga di dunia maya, apa jurus supaya eksis sebagai blogger?
Ha ha ha. Ya. Contohnya, dengan adanya galeri dukungan dan kesan partai demokrat sendiri, kan? Saya memang orangnya spontan. Kalau lagi senggang, menjelang tidur, biasanya saya menulis blog.

Prestasi anda di bidang musik cukup signifikan. Ada pencapaian paling berkesan?
Yang juara nyanyi Melayu Deli se-Sumatera di Palembang. Karena saya bukan penyanyi Melayu. Saat itu lawannya penyanyi dari Medan dan daerah lain bagus sekali cengkok Melayunya. Tapi saya perhatikan powernya kurang. Saya sendiri 2 hari belajar cengkok di Palembang. Tapi dasar saya lagu barat seperti lagunya Tom Jones yang powernya terasa.
Saya dapat juara pertama piala Harmoko tahun 1990.

Salah satu anak Anda jadi anggota DPRD Provinsi Lampung. Sengaja mengarahkan anak agar berjalan di jalur birokrat?
Anak saya ada yang pegawai negeri, ada yang baru mulai cari kerja dan sudah kelihatan jiwa wiraswastanya. Saya sendiri awalnya pengusaha dan juga aktif di olahraga, tak berencana jadi birokrat. Tapi lalu dunia berputar, ada reformasi, memungkinkan swasta jadi anggota MPR. Berlanjut dengan terpilih jadi bupati. Percaya nggak percaya, bisa jadi ini gen. Karena kakek saya adalah Gubernur Lampung pertama di distrik ibukota Lampung Tengah. Mungkin ini garis hidup. *Syifa Amori

Biodata:

Nama Lengkap: H. Andy Achmad Sampurna Jaya
Tempat Tanggal Lahir: Bandarlampung, 2 September 1949
Nama Istri: Hj. Sriyanti Andi Achmad Sampurna Jaya
Tempat tanggal Lahir: Jakarta, 25 Januari 1955

Nama Putra Putri:

1. Andika Wibawa S. Raya, S.E. (Tanjung Karang, 8 Juni 1976)
2. Annatiasi S. Raya S.IP, Msi (Tanjung Karang, 2 November 1978)
3. Puncak Arief Yahya S. Raya, S.H. (Tanjung Karang, 17 Januari 1982)
4. Amma Maulina S. Raya A.Md. (Tanjung karang, 16 April 1983)

Pendidikan:
-Sekolah Rakyat (SR), lulus tahun 1963
-SMP, Lulus tahun 1966
- SMA, lulus tahun 1969


Riwayat Pekerjaan dan Organisasi:

1· Ketua Kadinda Tk. I Lampung
2· Ketua Umum Pampila (Persatuan Artis Musik dan Penyanyi Lampung)
3· Ketua IPSI Tk.
II Bandarlampung 1987 - 1992
4· Ketua Pengda Ikatan Motor Indonesia Cabang Lampung
5· Ketua Umum KONI Lampung Tengah
6· Ketua DPD Pejuang Siliwangi Propinsi Lampung 2001 - 2006
7· Ketua Bidang Seni Budaya Golkar Propinsi Lampung 1982 - 1994

8· Wakil Ketua Umum KONI Lampung
9· Pembina Celebritis Club
10· Management Entertainment PT. Krakatau Steel Cilegon
11· Pemrakarsa berdirinya Yayasan Artis Peduli Bangsa
12· Bupati Lampung Tengah Periode 2000 - 2005 Dilantik tanggal 11 November 2000
14· Bupati Lampung Tengah Periode 2005 - 2010 Dilantik tanggal 9 November 2005

Gelar-gelar Adat:

1· Anak Agung Dharma Wisesa dari masyarakat Adat Bali - Lampung Tengah
2· Sutan Rajo Imbang Nan Sati dari masyarakat Adat Minang - Lampung Tengah
3· Datuk Rajo Gegelang dari masyarakat Adat Pulau Pisang, Krui - Lampung Barat
4· Andy Pattalongi dari masyarakat Adat Sulawesi Selatan - Lampung
5· Opung Andy Achmad Sampurna Jaya dari masyarakat Sumatera Utara - Lampung
6· Umpuan Bathin Sempurno Jayo dari masyarakat Adat Terbanggi Besar
7· Sutan Rajo Asli dari masyarakat adat Bandar Mataram
8· Suntan Pembina Adat, dari masyarakat Adat Pubian Lampung Tengah

Juara Perlombaan:
1· Juara I POP Singer Propinsi Lampung 1970
2· Juara I Lagu-lagu daerah se-Sumbagsel 1974
3· Juara I Melayu Deli se-Sumatera di Palembang 1990
4· Juara I Lomba Cipta Lagu Pop daerah Lampung 1994

5· Pemenang Tennis Hiburan Pria 1982

Penghargaan dari dalam Negeri:

1· Tanda Penghargaan Walikota III P 301 Bandar Lampung 1983
2 Piagam Penghargaan Gubernur Kepala Daerah Tk. I Lampung 1983
3· Tanda Penghargaan Walikota Penerima Parasamya Punakarya Nugraha 1984
4· Tanda Penghargaan Masyarakat Sumbagsel Festival Lagu dan Tari 1984
5· Tanda Penghargaan Korem 043 Garuda Hitam HUT GATAM ke 14 1990
6· Tanda Penghargaan APMI - Pria Berbusana Terbaik Indonesia 1992
7· Tanda Penghargaan Festival Lagu Melayu Deli 1997
8· Piagam Penghargaan dari Konsulat Jendral RI di Los Angeles USA atas Partisipasi dalam acara Gema Indonesia 2007

Album

-Bulan Separuh

Sumber: Harian Jurnal Nasional, Kamis, 27 Maret 2008

26 Mei 2008

Tri Utami 'Kepincut' Andy Achmad

JAKARTA--Musisi yang juga Bupati Lampung Tengah Andy Achmad Sampurna Jaya berhasil "memikat" hati Trie Utami untuk mencoba melirik musik Melayu yang selama ini tidak terjamah di blantika musik Tanah Air. Genre pop dan jazz yang selama ini dilakoni dicoba "disusupi" dengan menjajal album duet pop Melayu bareng Kanjeng, sapaan akrab Andy Achmad.

"Pak Andy termasuk orang yang bisa bernyanyi dengan hati, maka ajakan beliau untuk membuat album ini langsung saya terima. Apalagi keinginan berkeseniannya sangat menggelora. Pokoknya asyik banget kalau sudah bernyanyi bareng beliau," papar Trie, saat silahturahmi dan syukuran album baru pop Melayu di Tee Box Caf130, Sabtu (3-5).

Begitu cintanya dengan aroma tradisi, Iie, demikian sapaan akrab Trie Utami, tidak sanggup menolak tawaran Andy untuk memproduseri album pop Melayu ini. Totalitas wanita kelahiran Bandung, 8 Januari 1968 itu ditunjukkan dengan menciptakan dua lagu dari 11 lagu yang disuguhkan, yaitu Bulan Merah dan Yang Terbaik yang Terakhir. "Saya amat sangat mencintai tradisi dan lagu Melayu membuat saya bertambah interesting," ujarnya.

Dan untuk menghasilkan karya terbaik di album ini, Andy Achmad, sang inspirator, menggaet beberapa musisi papan atas, seperti Hendri Lamiri (violis), Bintang dan Hanny Anggoman (basis) serta Cendy Luntungan (drumer).

Sumber: Lampung Post, Selasa, 6 Mei 2008

Pertanian Turunkan Angka Kemiskinan

GUNUNGSUGIH--Bupati Lampung Tengah Andy Achmad Sampurna mengatakan kabupaten itu berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga rata-rata lima persen karena memberi perhatian besar pada sektor pertanian dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir.

Hal itu dikatakan Andy Achmad dalam pertemuan dengan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) se-Provinsi Lampung di Nuwo Balak, Gunungsugih, Kamis (15-5).

Karena itu juga, ujar Andy, wajar jika Kabupaten Lampung Tengah berhasil meraih tiga kali penghargaan didang ketahanan pangan. Selain berhasil memenuhi kebutuhan pangan untuk daerah sendiri, setiap tahun mampu memberikan kontribusi lebih dari 30 persen kebutuhan pangan Lampung.

Bupati mengatakan pembangunan sektor pertanian dilakukan tidak lagi berorientasi peningkatan produksi semata, tapi dikembangkan melalui pendekatan agrobisnis. Untuk mencapai semua itu, diperlukan kerja keras dengan rasa kebersamaan.

"Bila program tersebut dikembangkan di semua wilayah di Provinsi Lampung, saya optimistis Lampung akan bebas dari kemiskinan," kata Andy Achmad.

Pemkab Lampung Tengah juga terus melakukan pembangunan untuk menunjang percepatan pertumbuhan ekonomi. Seperti, pembangunan Pasar Bandarjaya bernilai Rp110 miliar yang dijadikan sebagai pusat perekonomian serta terminal tipe A yang merupakan terminal terbesar di luar Pulau Jawa. Sekarang juga dalam tahap penyelesaian pembangunan pusat perdagangan dan jasa di atas lahan seluas 40 hektare yang diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar Rp170 miliar, termasuk pasar dan rumah potong hewan.

Melalui forum silaturahmi ini, Bupati menjelaskan kini di Kabupaten Lampung Tengah ada 3.097 kelompok tani dan 249 gabungan kelompok tani (gapoktan) dan yang telah berbadan hukum ada 92 gapoktan.

Sumber: Lampung Post, Jum'at, 16 Mei 2008

25 Mei 2008

Kata Bijak Hari Ini

Kata-kata bijak Maulana Syaikh Abu Ahmad as-Sughuri bisa menjadi renungan kia bersama:


"Kesombongan tidak pernah memasuki hati seseorang tanpa mengakibatkan
penurunan derajat pikirannya setara dengan meningkatnya jumlah kesombongan
dalam hatinya!"

"Kesulitan mungkin akan menyentuh orang-orang yang beriman,
tetapi kesulitan itu tidak akan mempengaruhi orang yang berdzikir"

Nawaitu Maju Pilgub

Hari ini (26/5), setelah melewati perjuangan panjang untuk mendapatkan perahu parpol, saya memantapkan langkah untuk maju dalam pilgub Lampung. Saya hari ini mau mendaftar ke KPU Lampung setelah mengantongi rekomendasi dari PBR dan Partai Demokrat.

Sebelumnya banyak orang sudah menduga kesempatan saya untuk maju sudah habis karena hingga menjelang penutupan pendaftaran di KPU Lampung, restu dari DPP Partai Demokrat tidak kunjung turun. Memang banyak pendukung yang dulu antusias menyorong saya sudah mulai lesu darah. Mereka menyarankan saya untuk maju lewat jalur independen. Tapi saya yakinkan, kalau Allah menghendaki jalan pasti dibukakan.

Saya sendiri sudah begitu pasrah kepada Allah SWT, meskipun saya juga terus berusaha keras. Ya, bukannya apa-apa, soalnya garis nasib kan memang Allah yang mengatur. Kalau nasib pada akhirnya mengharuskan saya tidak bisa maju pilgub, ya saya terima. Namun, doa saya rupanya dikabulkan Allah. Semoga Allah SWT akan melempangkan jalan saya dan meridoi setiap langkah saya.

Maju dalam pilgub hanya salah satu upaya saya untuk lebih memperluas pengabdian saya kepada masyarakat yang lebih luas. Ya, alasan saya mungkin akan dibilang klise. Tapi memang begitulah niat saya. Saya mengalir saja: tetap optimistis menghadapi masa depan, bekerja, bekerja, dan terus bekerja.

24 Mei 2008

Melihat Bintang: Padi Sang Penghibur

Setiap perkataan yang menjatuhkan
tak lagi kudengar dengan sungguh
Juga tutur kata yang mencela
tak lagi kucerna di dalam jiwa

Aku bukanlah seorang yang mengerti
tentang kelihaian membaca hati
Aku hanya pemimpi kecil
yang berangan tuk merubah nasibnya

Oh bukankah aku pernah melihat bintang
Senyum menghiasi sang malam
Yang berkilau bagai permata
Menghibur yang lelah jiwanya…yang sedih hatinya,
yang lelah jiwanya..yang sedih hatinya

Kugerakkan langkah kaki
Di mana cinta akan bertumbuh
Kulayangkan jauh mata memandang
Tuk melanjutkan mimpi yang terputus

Masih kucoba.. mengejar rinduku
Meski peluh membasahi tanah
Lelah, penat tak menghalangiku
menemukan bahagia

Oh bukankah ku pernah melihat bintang
Senyum menghiasi sang malam
Yang berkilau bagai permata
Menghibur yang lelah jiwanya..yang sedih hatinya
yang lelah jiwanya..yang sedih hatinya

Oh bukankah aku bisa melihat bintang
Senyum menghiasi sang malam
Yang berkilau bagai permata
Menghibur yang lelah jiwanya

Bukankah hidup ada perhentian
Tak harus kencang terus berlari
Kuhela kan nafas panjang
Tuk siap berlari kembali

Bagai bintang yang bersinar
menghibur yang lelah jiwanya,
bagai bintang yang berpijar
menghibur yang sedih hatinya



Sumber: http://mevlanasufi.blogspot.com

Mengembangkan Lampung Tengah, Meraih Kesejahteraan Bersama


Kesejahteraan penduduk tidak hanya didukung oleh potensi sumber daya alam yang ada di suatu wilayah. Infrastruktur dan pendeknya rentang kendali juga sangat menunjang percepatan kesejahteraan penduduk di suatu wilayah. Upaya memperpendek rentang kendali bukan harus dilakukan dengan memecah sebuah wilayah menjadi kabupaten baru. Yang lebih penting lagi adalah membangun secara serius wilayah-wilayah yang ada.

Sejak menjadi Bupati Lampung Tengah, saya bertekad agar kemiskinan di Lampung Tengah bisa dikikis. Selain dengan mencanangkan sejumlah program pemberdayaan masyarakat, saya juga memfokuskan pembangunan di Lampung berdasarkan fokus wilayah. Semuanya itu dimaksudkan untuk mempercepat pencapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Lampung Tengah.

Secara makro kabupaten Lampung Tengah dibagi menjadi 3 (tiga) Wilayah Pembangunan, yaitu :

Lampung Tengah Bagian Barat
Meliputi kecamatan Selagai Lingga, Pubian, Sendang Agung, Kalirejo, Bangun Rejo, Padang Ratu, Anak Ratu Aji, Anak Tuha dan Bekri, diarahkan untuk pengembangan komoditas hortikultura, peternakan, perikanan darat, pertambangan, pariwisata dan sebagai kawasan konservasi.

Lampung Tengah Bagian Tengah
Meliputi kecamatan Bumi Ratu Nuban , Gunung Sugih, Terbanggi Besar, Terusan Nunyai, Way Pengubuan, Seputih Mataram, Bandar Mataram, Seputih Agung diarahkan untuk pengembanganpusat perdagangan dan jasa, pusat pemerintahan, pusat pendidikan dan basis agribisnis.

Lampung Tengah Bagian Timur
Meliputi kecamatan Trimurjo, Punggur, Kota Gajah. Seputih Raman, Seputih Banyak, Way Seputih, Rumbia, Bumi Nabung, Seputih Surabaya dan Bandar Surabaya, diarahkan untuk pengembangan lumbung pangan Lampung Tengah maupun propinsi Lampung, sentra pengembangan tanaman pangan lahan kering, wilayah pencadangan agroindustri, pusat pengembangan perikanan dan sebagai lumbung ternak unggal/ternak kecil.

Berdasarkan kesamaan pola pemanfaatan ruang dan kedekatan secara geografis, kabupaten Lampung Tengah dibagi ke dalam 7 (tujuh) wilayah pengembangan (WP) yaitu :


WP I
Meliputi Kecamatan Padang Ratu, Selagai Lingga, Pubian, Anak Tuha, Anak Ratu Aji dan dipusatkan di Kecamatan Padang Ratu. WP ini adalah diarahkan untuk mengembangkan produksi dan luas lahan tanaman perkebunan terutama komoditi kelapa sawit.

WP II
Meliputi Kecamatan Kalirejo, Sendang Agung dan Bangun Rejo yang dipusatkan pada Kecamatan Kalirejo. WP II inidiarahkan adalah sebagai pusat pengembangan simpul pertumbuhan di Kabupaten Lampung Tengah bagian barat, dengan fungsi utama adalah menumbuh kembangkan sektor perdagangan pada pembentukan pola distribusi dan koleksi barang di wilayah bagian barat Kabupaten Lampung Tengah.

WP III
Meliputi 3 (tiga) kecamatan antara lain Kecamatan Bumi Ratu Nuban, Bekri dan Trimurjo yang dipusatkan di Kecamatan Trimurjo. Fungsi WP III adalah sebagai pusat pengembangan sektor perdagangan dan wilayah pendukung Kota Metro.

WP IV
Meliputii Kecamatan Punggur, Kota Gajah dan Seputih Raman yang dipusatkan di Kecamatan Punggur. Fungsi yang diembang oleh WP ini adalah sebagai pusat pengembangan produksi pertanian lahan basah terutama padi sawah.

WP V
Terdiri atas Kecamatan Seputih Banyak, Way Seputih dan Bandar Mataram yang dipusatkan di Kecamatan Seputih Banyak. Fungsi utama WP V adalah sebagai wilayah pengembangan industri yang berbasis pada tanaman pangan dan perkebunan.

WP VI
Berada di ujung timur Kabupaten Lampung Tengah dan terdiri atas Kecamatan Seputih Surabaya, Bandar Surabaya, Rumbia dan Bumi Nabung yang berpusat di Kecamatan Seputih Surabaya. Fungsi utama WP VI adalah mengembangkan sektor perikanan laut yang berbasis di Kecamatan Bandar Surabaya.

WP VII
M
erupakan wilayah Ibukota Kabupaten Lampung Tengah yang meliputi 6 (enam) kecamatan antara lain Kecamatan Terbanggi Besar, Gunung Sugih, Seputih Mataram, Way Pengubuan, Terusan Nunyai dan Seputih Agung. Sebagai wilayah ibukota, Kecamatan Gunung Sugih dan Terbanggi Besar mempunyai fungsi sebagai pusat perdagangan dan simpul utama serta arah orientasi bagi kecamatan kecamatan lainnya di Kabupaten Lampung Tengah. Pengembangan utama pada WP ini adalah sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan serta alokasi kawasan permukiman skala kota.

Dari 3 (tiga) wilayah pengembangan tersebut terdapat 13 (tiga belas) desa pusat pertumbuhan yang diproritaskan pembangunan infrastrukturnya, diharapkan akan memberikan dampak positif bagi pembangunan wilayah penyangganya.

Ke 13 Desa Pusat Pertumbuhan tersebut adalah:
1.
Kampung Kalirejo Kecamatan Kalirejo.
2. Kampung Nyukangharjo Kecamatan Selagai Lingga.
3. Kampung Tanjung Harapan Kecamatan Seputih Banyak.
4. Kampung Wates Kecamatan Bumi Ratu Nuban.
5. Kampung Dono Arum Kecamatan Seputih Agung.
6. Kampung Jati Datar Mataram Kecamatan Bandar Mataram.
7. Kampung Simbarwaringin Kecamatan Trimurjo.
8. Kampung Tanggul Angin Kecamatan Pungggur.
9. Kampung Gaya Baru Kecamatan Seputih Surabaya.
10. Kampung Terbanggi Kecamatan Terbanggi Besar.
11. Kampung Gunung Sugih Kecamatan Gunung sugih.
12. Kampung Kota Gajah Kecamatan Kota Gajah.
13. Kampung Rukti Harjo Kecamatan Seputih Raman

Kerja memang selesai. Hasil belum maksimal. Namun, saya sudah meletakkan landasan yang kuat untuk mengembangkan Lampung Tengah ke depan guna meraih kesejahteraan bersama.

10 Mei 2008

Saya Ngeblog, Maka Saya Ada!

Teriakan Rene Descartes itu selalu bergema dalam diri saya: "Aku berpikir maka aku ada!"

Ah, saya bukanlah filsuf seperti Descartes. Saya cuma selalu ingat inti filsafat yang dia ajarkan. Inti filsafat yang saya kira tetap relevan hingga kapan pun. Saya mencoba memetik kembali kebijakan Descartes itu untuk memasuki dunia baru: bloger! Ngeblog Cing!

Andy Achmad ngeblog? Ha...ha...ha....kenapa tidak? Dengan ngeblog saya belajar melakukan refleksi: apa yang sudah saya lakukan hari ini. Karena sedang baru dalam tahap belajar, ya mohon maafkan saya teman-teman, adik-adik, abang-abang yang senior dalam dunia blog untuk membantu saya memperbaiki 'rumah saya' ini.

Yuk kita ngeblog, biar hidup lebih indah....

Tabik!

Andy Achmad